Dipenjara Akibat Rasis Di Twitter
Ilustrasi: Google |
Mahasiswa berusia 21 tahun itu, mengaku menimbulkan kebencian banyak orang dengan memposting tulisan di Twitter, beberapa saat setelah gelandang Bolton Wonderers, Fabrice Muamba, terkena serangan jantung saat laga melawan Tottenham Hotspurs, Sabtu (17/3) lalu.
Postingan Stacey itu adalah "It was not the football world who was praying for [Muamba].... everybody was praying for his life." Atau sepakbola dunia bukan berdoa untuknya (Mumba)….semua orang berdoa untuk nyawanya."
Postingan ini menimbulkan banyak reaksi dari penggemar bola. Mereka menganggap bahwa postingan seperti itu sangat tidak pantas. Seorang pengguna Twitter merespon postingan itu dan menyatakan tulisan Stacey sangat tidak manusiawi. Setelah itu, ramai pengguna menyatakan tidak senang akan postingan Stacey.
Saling berbalas di Twitter berujung pada tulisan yang menjurus pada hal rasis. Polisi pun mendapakan banyak pengaduan untuk menahan Stacey.
"Ini sangat keji dan menjijikkan. Dalam pandangan saya, tidak ada alternatif lain yang bisa diberikan selain hukuman penjara," ujar Hakim John Charles di distrik Swansea, saat membacakan putusan.
Selain dijatuhi hukuman penjara Stacey juga diskors oleh pihak Universitas. Seorang juru bicara Universitas Swansea mengatakan, lamanya skors masih menunggu kesimpulan tingkat rektorat, mengenai tindakan indisipliner mahasiswanya itu.
Sementara itu, kondisi Muamba dikabarkan sudah mulai membaik. Ia terlihat sudah bisa melakukan kegiatan ringan seperti duduk, nonton televisi, dan menyantap makanan sendiri. Beberapa rekan setimnya datang menjenguk seperti Jussi Jaaskelainen, Zat Knight, dan David Wheater. (art)
Posted by TaliNews on Selasa, 27 Maret 2012, 20.44. Filed under
Feature,
Twitter.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response.!